
Semulia-Mulianya Tamu
Menghidangkan yang terbaik untuk tamu merupakan kewajibaan tuan rumah. Betapa bahagianya, bila kita bertamu pada tuan rumah yang sangat kaya raya, baik dan murah hati, suka memberi dan suka menolong. Tuan rumahpun berkata kepada tamu-tamunya: “wahai tamu-tamuku, kalian butuh dan perlu apa? Kalian minta Apa?, Katakahnlah..! Aku pasti membungkusnya untuk kalian bawa pulang”.
Itulah semulia-mulia tamu. Itulah tamu-Nya Allah.Siapakah tamunya Allah tersebut?
![]() |
Syaikh Muhammad an-Nawawi al-Bantani |
Syaikh Muhammad an-Nawawi al-Bantani dalam kitab Maraaqiyyul ‘Ubuudiyah ‘alaa syarkhi Bidaayatiul Hidaayah, menukil sebuah Hadis Qudsi. Di dalamnya Allah swt berfirman sebagai berikut:
“inna buyuutii fil ardhi al-masaajidu. Wa inna zawaarii fiihaa ‘ammaaruhaa. Fathuubaa li’abdin tathohhara fii baitihii tsumma zaaranii fii baitii, fahaqqa ‘alal muzawwari an yakroma zaa’irahu” (sesungguhnya rumah-Ku di atas bumi ini adalah masjid. Dan bahwa orang-orang yang bertamu ke rumah-Ku adalah mereka yang meramaikannya. Sungguh beruntunglah seseorang yang bersuci (berwudhu) di rumahnya, kemudian ia bertamu menemui-Ku di rumah-Ku. Karena Sepantasnyalah Sang Tuan Rumah (yakni “Aku”) memuliakan tamu-tamu-Nya”).
Baca juga profil Syaikh Muhammad an-Nawawi al-Bantani disini
Subhaanallaah., Subhanallaah, Subhanallaah..!
Poro sedulur yang Budiman. Sungguh mudah menjadi semulia-mulia tamu, yakni menjadi tamu-Nya Allah. Hanya dengan berangkat ke masjid untuk memakmurkannya.
By : G Ajib
0 Reviews:
Post a Comment